Teori akuntansi
merupakan penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip luas yang
memberikan kerangka acuan umum yang dapat digunakan untuk menilai
praktek akuntansi memberi arah pengembangan prosedur dan praktek baru.
Tujuan
teori akuntansi adalah untuk memberikan seperangkat prinsip logis yang
saling berkaitan, yang membentuk kerangka acuan umum bagi penilaian dan
pengembangan praktek akuntansi yang sehat.
Dalam
pengembangan teori akuntansi selain pertimbangan kemampuan untuk
menjelaskan atau meramalkan, juga harus dipertimbangkan kesanggupan
teori tersebut untuk mengukur risiko, atau probabilitas prediksi untuk
berfungsi sebagai pernyataan yang tepat atas kejadian di masa depan.
TINGKATAN TEORI AKUNTANSI
Teori akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tingkat utama, yaitu:
1. Teori Sintaksis
2. Teori Interpretasional
3. Teori perilaku (pragmatis)
Ad. 1 Teori Sintaksis
Teori
ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan
keuangan. Teori sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang
sedang berjalan dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi
terhadap situasi tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan
kejadian-kejadian tertentu.
Teori-teori
yang berhubungan dengan struktur akuntansi antara lain teori praktek
akuntansi tradisional (oleh Ijiri dan Sterling) yang disebut model
Ijiri, model ini menerangkan praktek akuntansi tradisional yang
ditekankan pada sistem biaya historis/ harga perolehan (historical cost
system). Diperlukan untuk memperoleh pandangan yang lebih luas tentang
praktek yang sedang berlangsung. Teori ini memungkinkan untuk dievaluasi
secara lebih tepat, juga memungkinkan pengevaluasian terhadap
praktek-praktek yang ada, yang tidak sesuai dengan teori tradisional.
Teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi dapat diuji untuk
melihat konsistensi logis dalam teori itu, atau untuk melihat apakah
teori-teori itu bener-bener dapat meramalkan apa yang dikerjakan
akuntan. Pengujian lain menunjukkan bahwa meskipun teori tradisional
tidak lengkap, namun sudah menunjukkan variabel-variabel yang relevan.
Ad. 2 Teori Interpretasional (semantis)
Teori ini berkonsentrasi pada hubungan antara gejala (obyek atau kejadian) dan istilah atau simbol yang menunjukkannya.
Teori-teori
yang berhubungan dengan interpretasi (semantik) diperlukan untuk
memberikan pengertian dalil-dalil akuntansi yang bertujuan meyakinkan
bahwa penafsiran konsep oleh para akuntan sama dengan penafsiran para
pemakai laporan akuntansi.
Pada
umumnya, konsep akuntansi tidak dapat diinterpretasikan dan tidak
mempunyai arti selain sebagai hasil prosedur akuntansi tertentu.
Misalnya, laba akuntansi merupakan konsep buatan yang mencerminkan
kelebihan pendapatan atas beban sesudah menerapkan aturan tertentu untuk
mengukur pendapatan dan beban. Teori interpretasi memberikan
interpretasi yang berguna terhadap konsep buatan dan menilai prosedur
akuntansi alternatif berdasarkan interpretasi. Namun, konsep-konsep umum
sering tidak dapat diinterpretasikan dan diberi pengertian yang berbeda
oleh para peneliti yang berbeda. Misalnya, nilai tidak memiliki
interpretasi khusus. Current value (nilai saat ini/nilai berlaku) akan
mempunyai pengertian yang sama, sebelum menginterpretasikan kita harus
melihat subkonsepnya dahulu sehingga terdapat kesepakatan yang jelas
mengenai interpretasinya. Konsep nilai sekarang dari jasa yang akan
datang, arus kas yang didiskontokan (discounted cash flows), harga pasar
berlaku (current market prices), dan nilai bersih yang dapat
direalisasikan (net realizable value) semuanya merupakan subkonsep dari
nilai berlaku (current value) dan masing-masing dapat diberi aturan
interpretasi khusus.
Contoh
penerapan teori interpretif adalah sebagai berikut: pengukuran nilai
persediaan pada saat ini, langkah pertama adalah menunjukkan sub konsep
untuk menerapkan aturan interpretasi khusus. Jika harga beli berlaku
yang dipilih maka current value dapat didefinisikan sebagai harga tukar
untuk suatu barang di pasar pembelian pada tanggal neraca. Jika harga
pasar tidak ada dapat dianggap harga pasar tidak layak pakai, maka
alternatifnya adalah menilai prosedur akuntansi lain yang tersedia dalam
kondisi interpretasi ini.
Pembuktian
teori ini dapat diperoleh dari riset yang dilakukan untuk menentukan
apakah pemakai informasi akuntansi memahami makna yang dimaksudkan oleh
pembuat informasi, apakah telah konsisten dengan teori yang ada.
Ad. 3 Teori Perilaku (pragmatik)
Teori
ini menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap
perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi
adalah penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan.
Sasarannya pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para
pengambil keputusan dan perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai
akibat penyajian informasi akuntansi serta pengaruh laporan dari pihak
eksternal terhadap manajemen dan pengaruh umpan balik terhadap tindakan
para akuntan dan auditor. Jadi, teori perilaku mengukur dan menilai
pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur
akuntansi alternatif dan media pelaporannya.
PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIF
Metode
penalaran deduktif dalam akuntansi adalah proses yang bermula dengan
tujuan dan postulat, yang dari sini diturunkan prinsip-prinsip logis
yang memberikan landasan bagi penerapan yang konkret dan praktis. Jadi,
aturan atau penerapan praktis berasal dari penalaran logis, postulat dan
prinsip yang ditarik secara logis seharusnya tidak hanya mendukung atau
berusaha menjelaskan kelaziman akuntansi atau praktek yang sekarang
telah diterima. Struktur proses deduktif mencakup hal-hal sebagai
berikut:
1. perumusan tujuan umum dan khusus laporan keuangan
2. pernyataan
mengenai postulat akuntansi yang berhubungan dengan bidang ekonomi,
politik, dan sosial dimana akuntansi harus berperan
3. seperangkat kendala untuk mengarahkan proses penalaran
4. suatu struktur, rangkaian simbol, atau kerangka acuan dimana ide-ide dapat dinyatakan dan diikhtisarkan
5. pengembangan seperangkat definisi
6. perumusan prinsip atau pernyataan umum mengenai kebijakan yang diturunkan dari proses logik
7. penerapan prinsip-prinsip dalam situasi khusus dan penetapan metode serta aturan prosedural
8. Dalam
proses deduktif, perumusan tujuan sangat penting karena tujuan yang
berbeda dapat mensyaratkan struktur yang sama sekali berbeda dan
menghasilkan prinsip-prinsip yang berbeda pula.
Teori
akuntansi harus cukup fleksibel untuk memenuhi berbagai tujuan yang
berbeda, tetapi cukup ketat untuk mempertahankan keseragaman dan
konsistensi dalam laporan keuangan kepada pemegang saham dan masyarakat
umum.
Kendala
merupakan pembatasan pengembangan prinsip yang diturunkan dari tujuan
dan postulat. Batasan-batasan ini diperlukan karena beberapa
keterbatasan lingkungan, khususnya yang disebabkan oleh ketidakpastian
mengenai masa yang akan datang dan perubahan di dalam lingkungan,
misalnya fluktuasi dalam nilai unit pengukur yaitu uang.
Simbol
dan struktur kerja umum diperlukan sebagai sarana pengkomunikasian
ide-ide, dalam akuntansi dapat berupa persamaan akuntansi dan beberapa
laporan keuangan turunan. Dalam struktur ini, laporan-laporan keuangan
saling berkaitan guna menjaga konsistensi internal.
Kelemahan
metode deduktif adalah jika setiap postulat dan premis ternyata salah,
maka kesimpulannya juga akan salah. Metode ini juga dianggap menyimpang
dari kenyataan untuk bisa menurunkan prinsip yang realistis dan berguna,
atau untuk memberikan dasar bagi aturan-aturan praktis.
PENDEKATAN INDUKTIF
Proses
induktif meliputi penarikan kesimpulan umum dari pengamatan dan
pengukuran yang terinci. Pendekatan induktif tidak dapat dipisahkan dari
pendekatan deduktif, karena pendekatan deduktif memberikan petunjuk
pemilihan data yang akan ditelaah.
Dalam
akuntansi, proses induktif melibatkan pengamatan data keuangan
perusahaan. Jika terdapat hubungan yang berulang-ulang, maka
generalisasi dan prinsip dapat dirumuskan, sehingga ide dan prinsip yang
baru dapat ditemukan, khususnya bila pengamatan tidak dipengaruhi oleh
prinsip dan praktek yang berlaku.
Misalnya
pengamatan terhadap sejumlah perusahaan dapat dibuktikan kecenderungan
historis dari penjualan masa lalu merupakan alat ramal yang lebih baik
untuk kas yang akan diterima dari pelanggan pada masa yang akan datang
ketimbang catatan kas yang sesungguhnya diterima pada masa lalu karena
adanya tenggang waktu dalam proses penagihannya.
Keunggulan
pendekatan induktif adalah tidak perlu dibatasi oleh model atau
struktur yang ditetapkan terlebih dahulu. Para peneliti bebas mengadakan
pengamatan yang dianggap relevan, generalisasi atau prinsip yang telah
dirumuskan harus ditegaskan dengan proses logis pendekatan deduktif dan
pembuktian kesimpulan.
Kelemahan
utama prosesi induktif adalah bahan pengamat mungkin dipengaruhi oleh
ide-ide di bawah sadar mengenai hubungan apa yang relevan dan data apa
yang harus diamati.
Kesulitan
pendekatan induktif dalam akuntansi adalah data mentah mungkin berbeda
bagi setiap perusahaan, yang mungkin hubungannya berbeda sehingga sulit
menarik generalisasi dan prinsip-prinsip dasar. Misalnya hubungan antara
total pendapatan dan harga pokok penjualan mungkin konstan terus untuk
beberapa perusahaan, tetapi hal ini bukan berarti konsep laba kotor
historis merupakan pengukuran yang baik untuk meramalkan operasi suatu
perusahaan pada masa datang dalam seluruh kasus.
Teori
induktif maupun deduktif bersifat deskriptif atau normatif. Teori
deskriptif berusaha menguraikan dan menjelaskan apa dan bagaimana
informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada pemakai data
akuntansi. Teori normatif menjelaskan data apa yang seharusnya
dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus disajikan.
BEBERAPA PENDEKATAN PERILAKU ALTERNATIF
Salah
satu langkah pertama dalam pengembangan teori akuntansi adalah
pernyataan yang jelas mengenai tujuan perilaku (behavioral objectives)
pemakai laporan. Berberapa alternatif pendekatan perilaku adalah sebagai
berikut:
Teori-teori penilaian investasi
Tujuan
utama laporan akuntansi keuangan adalah untuk menyajikan informasi
kepada para pemegang saham dan para calon pembeli saham guna membantu
mereka mengambil keputusan utnuk membeli atau menjual atau menahan saham
biasa perusahaan. Teori ini mencakup:
Teori-teori nilai intrinsic, untuk
menjelaskan harga surat berharga. Nilai intrinsik adalah nilai yang
dianggap investor sebagai nilai yang sesungguhnya dari surat berharga
dan nilai yang akan tercermin dalam harga pasarnya.
Hipotesis
pasar yang efisien, menyatakan bahwa pasar surat berharga adalah
efisien. Tiga bentuk pasar efisien yang dikenal secara umum adalah (1)
bentuk lemah – harga-harga surat berharga mencerminkan informasi yang
tersirat dalam urutan harga historis; (2) bentuk semikuat – harga-harga
surat berharga mencerminkan sepenuhnya seluruh informasi yang tersedia
bagi publik mengenai perusahaan; (3) bentuk kuat – harga-harga surat
berharga mencerminkan bahkan termasuk informasi khusus.
Teori Portofolio,
menyatakan bahwa para investor yang rasional akan lebih suka menyimpan
surat berharga yang memaksimisasi rate of return (tingkat laba) yang
diharapkan untuk tingkat risiko tertentu atau meminimisasi tingkat
risiko untuk tingkat laba yang diharapkan. Teori portofolio bersifat
normatif karena menjelaskan bagaimana investor seharusnya bertindak,
teori ini penting karena menunjukkan perlunya membedakan antara risiko
sistematik (variabilitas yang dikaitkan dengan pergerakan harga pasar
umum) dan risiko nonsistematik (variabilitas tingkat laba suatu surat
berharga yang tidak dikorelasikan dengan tingkat laba untuk pasar secara
keseluruhan).
PEMROSESAN INFORMASI MANUSIA
Tujuan telaah ini adalah:
1. Untuk meningkatkan kemampuan informasi keuangan untuk mencerminkan secara akurat obyek atau kejadian yang sesungguhnya
2. Untuk memahami bagaimana jumlah, jenis dan format informasi keuangan mempengaruhi penilaian atau prediksi para pemakai
3. Untuk memahami kemampuan pengambil keputusan untuk bereaksi secara tepat terhadap persepsi lingkungan (ketepatan reaksi)
4. Untuk memahami bagaimana para individu menangani kerumitan dalam pengambilan keputusan
5. Indikator prediktif
Ada empat cara untuk mengaitkan data akuntansi dengan masukan model-model keputusan :
1. Prediksi
langsung, dibuat oleh akuntan dan pihak manajemen dalam bentuk
prakiraan (forecast) yang dapat diuji akuntan independen.
2. Prediksi
tak langsung, merupakan konsep yang paling umum diterapkan. Data masa
lalu dianggap memiliki kemampuan prediktif yang dapat digunakan untuk
memperkirakan obyek atau kejadian masa datang.
3. Penggunaan indikator utama akan menekankan kemampuan akuntansi untuk meramalkan titik balik.
4. Penggabungan
informasi dapat digunakan sebagai indikator prediktif, data akuntansi
tertentu tidak dapat digunakan untuk membuat prediksi, tetapi mungkin
akan menjadi relevan bila digabung dengan informasi lainnya untuk
menilai prospek perusahaan di masa mendatang.
PENDEKATAN KEJADIAN (EVENTS APPROACH)
Tiga masalah dalam pengembangan teori akuntansi adalah:
1. Haruskah
laporan keuangan ditujukan pada pemakai tertentu dan kebutuhannya atau
pada berbagai pemakai yang kebutuhannya bermacam-macam.
2. Seberapa rinci jenis informasi akuntansi tertentu harus disajikan
3. Jenis informasi apa yang harus dipilih untuk disajikan
Kelemahan pendekatan ini adalah:
q Kriteria
untuk memilih informasi apa yang harus disajikan tidak jelas, sehingga
tidak mengarah pada teori akuntansi yang berkembang
q Perluasan data mungkin menyebabkan informasi yang berlebihan bagi pemakainya
q Tidak
terdapat bukti bahwa pengukuran kejadian lebih dapat diverifikasi
daripada pengukuran obyek, atau penyajian ciri-ciri kejadian membutuhkan
prediksi yang lebih baik daripada penyajian kejadian dan obyek yang
dipilih.
PENDEKATAN ETIS
1. Pendekatan etis terhadap teori akuntansi menekankan konsep keadilan, kebenaran, dan kewajaran. Konsep dasarnya adalah:
2. Prosedur akuntansi harus memberikan perlakuan yang adil (sama rata) bagi semua pihak yang berkepentingan
3. Laporan keuangan harus menyajikan laporan yang benar dan akurat tanpa kesalahan penyajian
4. Data akuntansi haruslah wajar, tidak menyesatkan, dan tidak memihak pada kepentingan tertentu.
Penggunaan teori komunikasi
Penekanan pada faktor-faktor sosiologis perusahaan
Teori
akuntansi sosial mensyaratkan suatu pernyataan tujuan, konsep sosial
dan metode pengukurannya, struktur pelaporan dan komunikasi informasi
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan meliputi biaya dan
manfaat internal bagi perusahaan, serta biaya dan manfaat yang hanya
mempengaruhi pihak luar, membuat perbandingan sasaran perusahaan dan
kegiatan yang berkaitan dengan prioritas sosial, dan
mempertanggungjawabkan sumbangan terhadap tujuan sosial kepada
masyarakat umum.
VERIFIKASI TEORI AKUNTANSI
Dalam
pengembangan pemahaman akuntansi atau praktek akuntansi, teori
akuntansi harus dapat dikonfirmasi. Konfirmasi harus dapat diterima pada
beberapa tingkat:
Premis mengenai dunia nyata harus berdasarkan hubungan antara pernyataan dan gejala yang dapat diamati
Hubungan beberapa pernyataan didalam teori harus dapat diuji dari segi konsistensi logis
Jika
ada premis yang didasarkan pada pertimbangan nilai yang tidak pasti,
maka kesimpulan teori atau hipotesis yang sedang diuji harus tergantung
pada verifikasi nilai yang independen.
KONTROVERSI DALAM PENGEMBANGAN PRINSIP DAN PROSEDUR AKUNTANSI
Setiap
pendekatan teori akuntansi berperan membantu penerapan dan
pengevaluasian prinsip dan prosedur akuntansi. Pengembangan dan
penerapan teori akuntansi berusaha menempatkan semua pendekatan teori
dalam prespektif yang tepat dengan penekanan khusus pada proses deduktif
yang disertai pembahasan verifikasi empiris dimana temuan penelitian
dianggap relevan.
LINGKUNGAN AKUNTANSI
Lingkungan
akuntansi berpengaruh langsung terhadap tujuan akuntansi dan penjabaran
prinsip dan aturan secara logis. Tidak semua aspek masyarakat relevan
bagi akuntansi, beberapa tidak relevan, beberapa lainnya relevan secara
tidak langsung. Aspek masyarakat yang relevan secara langsung adalah
aspek ekonomi, sosial, dan politik.
Kesatuan akuntansi (accounting entity)
Definisi
kesatuan akuntansi adalah menentukan unit ekonomi yang mengendalikan
sumber-sumber daya, bertanggungjawab untuk membuat dan melaksanakan
kegiatan ekonomi. Kesatuan akuntansi dapat berupa perusahaan
perseorangan, firma, atau perseroan terbatas atau perusahaan konsolidasi
yang melaksanakan kegiatan ekonomi untuk mencari laba atau bukan untuk
mencari laba. Pemilihan kesatuan yang tepat dan penentuan batasannya
tergantung pada tujuan laporan dan kepentingan para pemakai informasi
yang dilaporkan.
Kesinambungan (continuity)
Unit
kesatuan ekonomi akan beroperasi selama periode waktu yang tak terbatas
untuk melaksanakan komitmen yang ada, dan tidak bermaksud untuk
melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika
likuidasi terpaksa dilakukan maka prosedur akuntansi yang biasa tidak
dapat diterapkan lagi, harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar
yang digunakan harus diungkapkan.
TUJUAN AKUNTANSI
Tujuan
laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi mengenai transaksi
dan posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun, tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh
keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi non keuangan.
Laporan
keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Pemakai ingin menilai apa yang telah dilakukan atau
pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat
keputusan ekonomi, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual
investasi mereka pada perusahaan tersebut.
Relevansi
Informasi
harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan
keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini dan masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil
evaluasi mereka di masa lalu.
KENDALA PEMAKAI
Kendala
utama timbul karena para akuntan kurang mampu mengendalikan kemampuan
para pemakai untuk mengelola data yang sangat banyak atau untuk
menginterpretasikan data yang terikhtisar dalam membuat ramalan, tanpa
memperhatikan perbaikan laporan keuangan dan penyajian semua informasi
yang perlu untuk membuat keputusan atas ramalan tersebut.
Materialitas
Relevansi
informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya. Informasi
dianggap material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pemakai yang diambil atsa dasar laporan keuangan. Materialitas
tergantung pada besarnya pos dan kesalahan yang dinilai sesuai dengan
situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat.
Konsistensi
Konsistensi
penggunaan prosedur akuntansi yang sama oleh satu perusahaan dari satu
periode ke periode berikutnya, penggunaan konsep dan prosedur pengukuran
yang sama untuk perkiraan yang bersangkutan dalam laporan perusahaan
dalam suatu periode, dan penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan
yang berbeda. Jika digunakan prosedur pengukuran yang berbeda maka sulit
untuk memproyeksikan tren atau menjelaskan pengaruhnya terhadap
perusahaan dari periode ke periode yang dipengaruhi faktor eksternal.
Tepat Waktu (Timeliness)
Informasi
harus tepat waktu, artinya informasi yang digunakan investor dan
kreditor pada saat membuat ramalan dan keputusan harus terbaru.
Pengumpulan dan pengikhtisaran informasi akuntansi dan publikasinya
harus secepat mungkin guna menjamin tersedianya informasi yang tepat
waktu bagi para pemakai.
PENGUKURAN DI DALAM AKUNTANSI
Pengukuran
melibatkan proses penggolongan, pengidentifikasian, serta pengungkapan
informasi yang tidak bersifat kuantitatif. Pengukuran dalam akuntansi
diarahkan ke penyajian informasi yang relevan untuk penggunaan yang
ditetapkan. Keterbatasan data yang tersedia dan ciri-ciri lingkungan
membatasi keakuratan dan keterandalan pengukuran. Kendala-kendala
pengukuran tersebut antara lain:
Ketidakpastian (Uncertainty)
Ketidakpastian dalam akuntansi timbul dari dua sumber utama:
1. Informasi
akuntansi diharapkan tetap beroperasi dimasa mendatang, karena alokasi
dilakukan antara periode masa lalu dan masa datang, maka asumsi harus
dibuat berdasarkan harapan mengenai masa datang.
2. Pengukuran
akuntansi sering diasumsikan mengungkapkan kekayaan dalam nilai uang
yang membutuhkan estimasi jumlah mendatang yang tidak pasti.
Obyektivitas dan veriabilitas
Obyektivitas mengandung pengertian yang berbeda, diantaranya ialah:
1. Pengukuran yang bersifat impersonal atau berada di luar pikiran orang yang melakukan pengukuran
2. Pengukuran didasarkan pada bukti yang dapat diperiksa
3. Pengukuran didasarkan pada kesepakatan para pihak yang kompeten
4. Lebar-sempitnya dispersi statistis dari pengukuran bila dilakukan oleh pengukur yang berbeda.
5. Bebas dari bias
6. Bebas
dari bias atau netral dan wajar merupakan kemampuan prosedur pengukuran
untuk memberikan deskripsi yang akurat atas atribut yang sedang
diteliti.
Keterbatasan unit moneter
Unit
moneter mempunyai keterbatasan sebagai metode pengkomunikasian
informasi. Batasan atau kendala yang paling serius disebabkan oleh nilai
unit moneter yang tidak stabil dengan berjalannya waktu.
Konservatif
Istilah
konservatisme digunakan untuk mengartikan bahwa akuntan harus
melaporkan nilai yang terendah dari beberapa nilai yang mungkin untuk
aktiva dan pendapatan serta nilai yang tertinggi untuk kewajiban dan
beban. Beban harus diakui sedini mungkin dan pendapatan diakui selambat
mungkin. Jadi pesimisme dianggap perlu dan lebih baik untuk mengimbangi
optimisme yang berlebihan dari manajer dan pemilik.
Argumen kedua,
laba dan penilaian yang dinyatakan terlalu tinggi lebih berbahaya bagi
perusahaan dan pemiliknya daripada penyajian yang terlalu rendah.
Artinya konsekuensi kerugian lebih serius daripada keonsekuensi
keuntungan.
Argumen ketiga,
asumsi bahwa akuntan lebih mampu memperoleh informasi yang lebih banyak
daripada yang dapat dikomunikasikan kepada para investor dan kreditor.
Akuntan dihadapkan pada dua risiko yaitu di satu pihak risiko bahwa apa
yang dilaporkan ternyata tidak benar, di pihak lain terdapat risiko apa
yang dilaporkan ternyata benar.
Sumber :
0 comments:
Post a Comment